Teknik Dasar Anyaman Bagi Pemula
a. Anyaman Dua Sumbu
Teknik dasar anyaman ini mempunyai beberapa sebutan lain yaitu Anyaman Silang, Anyaman Sasag, Anyaman Tunggal. Sasag menurut Purwadi dan Purnomo, merupakan bahasa sansekerta yang berarti sasak atau telur. Sasak adalah nama suku di Indonesia, mengingat mereka juga pengrajin anyam-anyaman.
Membuat anyaman dua sumbu dapat dilakukan dengan cara menyilangkan dua sumbu. Setiap bilah silangkan dengan bilah lainnya hingga terbantuk struktur bersilang. Posisi anyaman tidak harus selalu lurus, melainkan bisa membentuk garis miring. Akhir dari sumbu atau bilah akan diikat sehingga anyaman menjadi kuat.
Membuat anyaman dua sumbu dapat dilakukan dengan cara menyilangkan dua sumbu. Setiap bilah silangkan dengan bilah lainnya hingga terbantuk struktur bersilang. Posisi anyaman tidak harus selalu lurus, melainkan bisa membentuk garis miring. Akhir dari sumbu atau bilah akan diikat sehingga anyaman menjadi kuat.
Teknik dasar anyaman ini mirip seperti teknik anyaman bilik. Perbedaannya terletak pada pola yang membentuk tiga arah. Bahan anyaman, yaitu pakan dan lusi akan disusun sesuai dengan tiga arah yang telah ditentukan. Hasil dari teknik dasar anyaman ini akan ada dua yaitu anyaman tiga sumbu jarang dan anyaman tiga sumbu rapat. Sumbu jarang memberikan lubang yag renggang dan sumbu rapat akan memberikan kekuatan yang lebih kuat. Khusus untuk anyaman tiga sumbu rapat, apabila dibentuk dengan pola bentuk heksagonal / segi enam beraturan, sering disebut dengan anyaman segi enam. Secara umum anyaman tiga sumbu sering digunakan untuk membungkus ketupat.
Teknik dasar anyaman empat sumbu mempunyai pola yang mirip seperti dua sumbu. Pola menyulam akan menyisip dan menumpangkan bahan, yaitu pakan dan lusi, secara satu sama lainnya dengan arah yang berbeda. Perbedaannya dengan teknik dasar anyaman dua sumbu adalah bahan yang ditaruh berbeda arah akan lebih banyak jumlahnya. Akan ada empat buah sumbu yang terdapat di arah lainnya.
Teknik dasar anyaman empat sumbu termasuk teknik dasar anyaman yang mempunyai lubang dengan bentuk pola oktogonal / segi delapan beraturan. Nama lain dari teknik dasar anyaman empat sumbu adalah teknik dasar anyaman segi delapan karena mempunyai lubang dengan bentuk segi delapan beraturan.
Teknik dasar anyaman empat sumbu termasuk teknik dasar anyaman yang mempunyai lubang dengan bentuk pola oktogonal / segi delapan beraturan. Nama lain dari teknik dasar anyaman empat sumbu adalah teknik dasar anyaman segi delapan karena mempunyai lubang dengan bentuk segi delapan beraturan.
Teknik dasar anyaman bilik ini sering disebut dengan teknik menganyam dua-dua. Selain itu nama lain nya adalah Anyaman Kepang, karena pembuatannya sama dengan membuat kepangan pada rambut. Bahan-bahan akan dianyam dengan cara menyilang secara berurutan dan bersamaan, sama seperti teknik dasar anyaman sasak.
Perbedaannya adalah renggangan atau sela yang dimasuki bilah dalam menganyam lebih variasi. Cara menggunakan teknik dasar anyaman ini adalah dengan menganyam bahan-bahan dengan menyilang secara bergantian dari kiri dan dari kanan. Teknik dasar anyaman ini umumnya digunakan untuk membuat bilik dan nyiru.
Perbedaannya adalah renggangan atau sela yang dimasuki bilah dalam menganyam lebih variasi. Cara menggunakan teknik dasar anyaman ini adalah dengan menganyam bahan-bahan dengan menyilang secara bergantian dari kiri dan dari kanan. Teknik dasar anyaman ini umumnya digunakan untuk membuat bilik dan nyiru.
Teknik dasar anyaman teratai adalah teknik menganyam bahan anyaman yang mempunyai tingkat kesulitan tersendiri. Teknik ini memerlukan keahlian namun dapat menghasilkan bentuk anyaman yang artistik dan indah.
Caranya melakukan pola ini adalah bahan bambu dibuat menjadi bentuk kotak-kotak menyerupai kembang teratai. Setelah terbuat maka selanjutnya adalah membuat blok-blok di berbagai sisi. Teknik dasar anyaman ini umumnya diterapkan buat membuat bilik dengan tujuan karya anyaman terlihat lebih indah.
Caranya melakukan pola ini adalah bahan bambu dibuat menjadi bentuk kotak-kotak menyerupai kembang teratai. Setelah terbuat maka selanjutnya adalah membuat blok-blok di berbagai sisi. Teknik dasar anyaman ini umumnya diterapkan buat membuat bilik dengan tujuan karya anyaman terlihat lebih indah.
Sama seperti teknik anyaman teratai, teknik dasar anyaman cengkih cukup susah untuk dilakukan. Cengkih atau cengkeh, sesuai dengan namanya, hasil dari pola anyaman ini akan membentuk pola memanjang yang menyerupai kembang cengkih/cengkeh.
Cara membuat anyaman cengkih dilakukan dengan cara penggabungan beberapa teknik dasar anyaman tergantung dari hasil akhir yang diinginkan. Sesuai dengan penjelasan gambar, bisa Teknik dasar anyaman cengkih umumnya dibuat menjadi barang-barang seperti kipas, tolok, sangku, atau benda anyaman lainnya. Hasil akhir dari anyaman cengkih yang paling sering dijumpai secara umum adalah kipas sate.
Cara membuat anyaman cengkih dilakukan dengan cara penggabungan beberapa teknik dasar anyaman tergantung dari hasil akhir yang diinginkan. Sesuai dengan penjelasan gambar, bisa Teknik dasar anyaman cengkih umumnya dibuat menjadi barang-barang seperti kipas, tolok, sangku, atau benda anyaman lainnya. Hasil akhir dari anyaman cengkih yang paling sering dijumpai secara umum adalah kipas sate.
Teknik dasar anyaman lilit, sesuai namanya polanya membentuk sebuah lilitan. Cara membuat pola anyaman lilit adalah dengan cara melilitkan dua bilahan atau rautan secara bergantian pada pondasinya. Lilitan pada teknik dasar anyaman lilit dapat dibuat menjadi variasi.
Pola lilitan akan disesuaikan dengan desain yang diingan dari hasil jadi anyaman tersebut. Pola ini bersifat kuat karena lilitannya yang mengikat satu sama lain sehingga cocok untuk barang-barang besar. Contohnya adalah tempat penyimpanan barang, contohnya adalah tas, toples, tempat pensil, keranjang buah-buahan dan lainnya.
Pola lilitan akan disesuaikan dengan desain yang diingan dari hasil jadi anyaman tersebut. Pola ini bersifat kuat karena lilitannya yang mengikat satu sama lain sehingga cocok untuk barang-barang besar. Contohnya adalah tempat penyimpanan barang, contohnya adalah tas, toples, tempat pensil, keranjang buah-buahan dan lainnya.
2. Teknik Anyaman Renggang
a. Makrame
Teknik dasar anyaman renggang dibuat dengan cara menyimpulkan bahan dengan menggunakan tangan atau alat pengait seperti jarum. Gerakan menyimpul menjadi teknik utama dalam menciptakan pola makrame. Simpulan tersebut akan membentuk sebuah sambungan berpola. Hasil dari pola makrame contohnya adalah sweater, keset, kain taplak meja, dan lain-lain.
Cara membuat makrame ada empat teknik yaitu teknik simpul kepala, teknik simpul rantai, teknik simpul mati, teknik simpul tunggal. Penggunaan teknik tersebut dapat digunakan secara individu atau digabung untuk mendapatkan hasil lebih variatif. Membuat makrame membutuhkan suatu barang yang menjadi penyanggah makrame. Pada umum nya digunakan barang seperti kayu kecil yang halus atau menggunakan barang sejenisnya seperti badan pensil.
Setelah persiapan membuat makrame, penyangga dan benang selesai, maka makrame siap dibuat. Langkah pertama adalah dengan mengaitkan benang dengan teknik dasar anyaman makrame yang telah disebutkan. Simpul yang paling mudah adalah simpul kepala karena gerakan menyimpulnya sama dan mudah dimengerti. Pola yang telah terbentuk diulangi lagi sehingga menjadi rangakain simpul yang disebut sennit. Setelah selesai, maka sennit akan digabungkan dan diikat menjadi makrame.
Cara membuat makrame ada empat teknik yaitu teknik simpul kepala, teknik simpul rantai, teknik simpul mati, teknik simpul tunggal. Penggunaan teknik tersebut dapat digunakan secara individu atau digabung untuk mendapatkan hasil lebih variatif. Membuat makrame membutuhkan suatu barang yang menjadi penyanggah makrame. Pada umum nya digunakan barang seperti kayu kecil yang halus atau menggunakan barang sejenisnya seperti badan pensil.
Setelah persiapan membuat makrame, penyangga dan benang selesai, maka makrame siap dibuat. Langkah pertama adalah dengan mengaitkan benang dengan teknik dasar anyaman makrame yang telah disebutkan. Simpul yang paling mudah adalah simpul kepala karena gerakan menyimpulnya sama dan mudah dimengerti. Pola yang telah terbentuk diulangi lagi sehingga menjadi rangakain simpul yang disebut sennit. Setelah selesai, maka sennit akan digabungkan dan diikat menjadi makrame.